Blog Articles
2025.07.28
Indonesia adalah negara dengan populasi besar dan sumber daya alam yang melimpah. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan untuk melindungi industri dalam negeri dan mendorong produksi lokal. Oleh karena itu, impor barang yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri sering kali dibatasi melalui mekanisme yang dikenal sebagai LARTAS (Larangan dan/atau Pembatasan). 2025.06.09

Baca artikel ini
Menakar Dampak Kesepakatan Tarif 19% antara AS dan Indonesia: Tantangan Baru bagi Industri Besi dan Baja Nasional
Pada Juli 2025, Indonesia dan Amerika Serikat mengumumkan sebuah kesepakatan dagang yang menurunkan tarif impor AS dari rencana 32% menjadi 19% untuk sebagian besar produk Indonesia. Kesepakatan ini disebut sebagai kemenangan diplomatik karena memberi kejelasan dan kepastian bagi eksportir Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa tarif ini tidak berlaku untuk produk besi dan baja, yang tetap dikenakan tarif 25% hingga 50% berdasarkan kebijakan Section 232 yang diberlakukan AS sejak awal 2025. 2025.07.21
Baca artikel ini
Cerita di Balik Kesepakatan 19%: Tawar-Menawar Indonesia dan AS
Bayangkan meja perundingan di Washington D.C., pertengahan Juli 2025. Di satu sisi duduk delegasi Indonesia yang tegang—dipimpin langsung oleh Menko Airlangga Hartarto. Di sisi lain, delegasi Amerika Serikat, tak kalah serius, membawa daftar panjang tuntutan dan angka tarif yang bisa membuat keringat dingin siapa pun yang bergelut di ekspor-impor. 2025.07.14
Baca artikel ini
# “PHK Massal Mengintai! Ini 5 Jurus Sakti Industri Lokal RI Bertahan di Badai Tarif 32% AS” 🚀
Saat ini, bayangan suram menghantui industri padat karya di Indonesia. Tarif impor 32% dari AS—diberlakukan mulai *1 Agustus 2025*—menyerang sektor pilar seperti tekstil, sepatu, furnitur, mainan, bahkan elektronik ringan. Menurut APINDO, pangsa ekspor ini mencapai puluhan persen dalam total ekspor ke AS, meski kontribusi ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 10% dari total ekspor nasional ([Katadata][1]). 2025.07.07
Baca artikel ini
Bongkar Permendag 16–24/2025: Jalur Impor Diperketat, PLB Jadi Andalan Baru Industri
Kementerian Perdagangan resmi menerbitkan paket kebijakan impor terbaru: *Permendag Nomor 16 sampai 24 Tahun 2025*. Sembilan regulasi ini mengatur ulang jalur masuk barang impor ke Indonesia — mulai dari bahan baku industri hingga barang konsumsi. 2025.06.30
Baca artikel ini
Menavigasi Ledakan Industri Pertambangan Indonesia: Mengapa Memilih Mitra Logistik yang Tepat Sangat Penting bagi Perusahaan Alat Berat Tiongkok
Indonesia, sebagai kekuatan utama pertambangan global, tengah menarik investasi besar—khususnya dari Tiongkok. Produsen alat berat dan perusahaan tambang Tiongkok kini memperkuat kehadirannya, terdorong oleh potensi pertumbuhan yang luar biasa. Namun, janji keuntungan tinggi dapat dengan cepat tergerus oleh kompleksitas logistik dan lonjakan biaya jika tidak ditangani secara strategis. Bagi bisnis yang mengoperasikan alat berat di sektor pertambangan Indonesia, memilih mitra logistik yang tepat bukan sekadar pilihan, melainkan faktor krusial untuk kesuksesan. 2025.06.23
Baca artikel ini
Konflik Iran-Israel: Dampaknya pada Ekonomi & Logistik Indonesia
Eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel telah mengguncang pasar global, memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak, perdagangan, dan stabilitas keuangan. Sebagai pelaku utama di industri logistik dan rantai pasok ASEAN, Indonesia harus bersiap menghadapi dampak ekonomi yang mungkin terjadi. 2025.06.16
Baca artikel ini
Panduan Lengkap Impor ke Indonesia: Memahami LARTAS dan Barang yang Dilarang
Mengapa Impor ke Indonesia Tidak Semudah Itu?Indonesia adalah negara dengan populasi besar dan sumber daya alam yang melimpah. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan untuk melindungi industri dalam negeri dan mendorong produksi lokal. Oleh karena itu, impor barang yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri sering kali dibatasi melalui mekanisme yang dikenal sebagai LARTAS (Larangan dan/atau Pembatasan). 2025.06.09

Baca artikel ini
Menghadapi Perubahan Tatanan Dunia: Peluang Emas bagi Indonesia
Dalam bukunya Principles for Dealing with the Changing World Order, Ray Dalio menguraikan siklus naik-turunnya kekuatan global yang berulang sepanjang sejarah. Saat ini, kita berada di tengah pergeseran besar: dominasi Amerika Serikat mulai menurun, sementara Tiongkok bangkit sebagai kekuatan ekonomi baru. Ketegangan antara kedua negara ini menciptakan ketidakpastian global, namun juga membuka peluang strategis bagi negara-negara seperti Indonesia untuk memposisikan diri secara cerdas dan mandiri. 2025.06.02
Baca artikel ini
Generasi Muda Indonesia dan Tantangan Mismatch Keterampilan: Saatnya Bertindak Nyata
Icha Nur Septiani, lulusan Teknik Elektro dari Politeknik Negeri Bandung, mengirim lebih dari 2.000 lamaran kerja sebelum akhirnya diterima sebagai staf layanan pelanggan di perusahaan ride-hailing ternama. Selama delapan bulan, ia hanya menerima penolakan demi penolakan. Kisah Icha mencerminkan kenyataan pahit yang dihadapi jutaan Gen Z Indonesia: pendidikan tinggi tidak menjamin pekerjaan yang sesuai. 2025.05.26
Baca artikel ini
Susunan Terbaru Pejabat Kementerian Keuangan di Bawah Komando Sri Mulyani
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia kembali menyegarkan jajaran pimpinannya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik 22 pejabat eselon I dalam langkah besar yang mencerminkan upaya penguatan kelembagaan, reformasi fiskal, dan penyesuaian terhadap tantangan ekonomi nasional dan global. 2025.05.20
Baca artikel ini
Indonesia di Tengah Damai Dagang AS-China: Peluang atau Perangkap?
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang telah berlangsung selama beberapa tahun kini menunjukkan tanda-tanda mereda. Kedua negara sepakat menurunkan tarif impor secara signifikan, menandai "gencatan senjata" dalam konflik dagang yang telah mengguncang ekonomi global. Namun, bagi Indonesia, situasi ini bukan semata-mata kabar baik. Di balik peluang yang muncul, terdapat tantangan dan potensi perangkap yang perlu diwaspadai. 2025.05.12
Baca artikel ini